TEMPO.CO, London - Edward Snowden, mantan kontraktor badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), tak hanya mengguncang publik di negaranya. Pengungkapannya kepada publik sejak Juni lalu soal praktek penyadapan data panggilan telepon dan informasi di Internet oleh intelijen Amerika Serikat juga memicu debat serupa di Inggris. Puncaknya, Kamis, 17 Oktober 2013, sebuah komite di Parlemen Inggris resmi melakukan penyelidikan atas luasnya skala pengawasan massal yang dilakukan badan intelijen negara ini.
Penyelidikan akan dilakukan oleh Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris, badan yang selama ini bertugas mengawasi GCHQ, MI5, dan MI6. GCHQ (Government Communications Headquarters) adalah badan yang bertanggung jawab menyediakan informasi intelijen kepada pemerintah dan militer; MI5 adalah badan intelijen domestik; dan MI6 adalah badan intelijen urusan luar negeri.
Untuk melakukan penyelidikan ini, Komite akan melakukan perubahan dari protokol biasa. Jika Komite biasanya melakukan pertemuan secara tertutup, kali ini sebagian dari proses penyelidikan akan diadakan terbuka kepada publik. Komite juga akan meminta bukti tertulis dari masyarakat serta menguji materi yang disediakan badan intelijen. Guardian, media Inggris yang getol memberitakan dokumen bocoran Snowden, juga akan mempertimbangkan untuk menyerahkan bukti.